PLUS MINUS PARA GURU

hai.....
met ketemu dgn blog aku.....
blog aquw akan membahas tentang pendidikan!!!
s'moga blog aquw bermanfaat bagi yang mengunjungi serta pembaca.




Lima Kelemahan Guru dalam Mengajar

Tulisan ini bukan merupakan kesimpulan atas kinerja guru secara umum, tetapi hanyalah merupakan temuan penulis selama melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada beberapa sekolah yang menjadi binaan penulis ditambah dengan pengamatan penulis pada saat mengikuti kegiatan lesson study MGMP Bahasa Inggris beberapa waktu yang lalu. Sengaja diberi judul demikian karena yang akan dipaparkan adalah kelemahan-kelemahan yang nyata ditemukan penulis. Hal ini dimaksudkan agar bisa menjadi input bagi para guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya.

Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :

  1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
  2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
  3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku "menyimpang" seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
  4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
  5. Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan kelas.

Sekarang tinggalkan kelemahan Guru dan kita berpindah pada keunggulan pribadi yang kita miliki Yach!!!! 


      Menjadi Guru Sekolah Dasar memang dimata orang itu sangat mudah. Tetapi ketika kamu sudah terjun dan merasakannya akan mengalami hal yang kontras dengan apa yang dibilang orang. Kalau hanya sebatas mengajar memanglah sangat mudah asal memiliki keberanian untuk tampil dan menyampaikan materi yang akan diajarkan didepan kelas. Tetapi mengajar anak didik bukan sekedar menuangka materi yang harus diterima oleh peserta didik. Hal yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana materi yang diajarkan itu harus dapat dikuasai oleh peserta didik. Karena proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila peserta didik itu mendapatkan nilai yang baik ketika mengerjakan ulangan harian dan ulangan umum.
            Untuk menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan, Guru harus bisa mengkondisikan kelas mengingat pembelajaran di Sekolah Dasar itu dilaksanakan oleh Guru kelas. Apabila Guru tidak memiliki keterampilan dalam mengajar, pembelajaran cenderung membosankan. Ketika murid sudah bosan dengan yang diajarkan oleh Guru maka murid akan malas dalam menjalani proses belajar mengajar. Akibatnya tujuan pencapaian pembelajaran tidak tersalurkan dengan maksimal dan akan menurunya nilai akademik murid.
Tidak setiap guru yang diidolakan siswa memiliki kwalitas. Tapi setiap guru berkwalitas dan berkarakter akan diidolakan. Apakah ingin menjadi guru yang disenangi siswa ? Coba putar ingatan kebelakang saat masih menjadi siswa. Masih ingat siapa guru guru yang di idolakan ketika masih duduk dibangku SMP atau SMA pada masa silam.
Pastikan diingat nama dan wajah guru tersebut. Lalu simak sifat sifat apa yang dimiliki oleh guru tersebut yang menjadi alasan mengapa kita menyenanginya.
Dari hasil survey kepada siswa, 90% menyukai guru yang mempunyai kapasitas sbb:
Pertama, terampil dalam mengelola pelajaran sehingga materi yang disampaikan mudah dicerna dan dipahami oleh siswa. Umumnya guru seperti ini, juga rapih dan sistimatik dalam administrasi pelajarannya. Absensi dan nilai nilai siswa tertata apik, buku pegangan tersampul indah. Banyak siswa yang senang pada guru yang selalu membagikan kertas hasil ulangan harian dan mencatat nilai-nilai yang di peroleh siswa dengan sistemik. Juga memberikan pujian pada siswa yang menembus nilai yang bagus.

Kedua, kebanyakan siswa menyukai guru pintar yang punya selera humor. Humoris bagian dari kecerdasan, Guru humoris umumnya cerdas dan fleksibe, mudah senyum, tidak cemberut dan performance selalu gembira, termasuk trampil mengelola busanan dirinya. Itulah sebabnya digandrungi siswanya. Guru bershio seperti ini berpaham kontekstualis dan sudah mendalami lebih dahulu apa yang ada di hati siwa sebelum melangkah ke ruang kelas. Dia bisa mensubtitusi isu-isu hangat di masyarakat ke dalam bahan ajarnya.

Misalnya saja guru fisika mengajar materi hukum aksi-reaksi Newton mencari analogi ke kasus pimpinan KPK Bibit Candra. Karena itu dialog-dialog guru yang dilontarkan langsung terkoneksitas dengan perasaan siswa. Guru seperti ini secara refleks menemukan ide ide baru yang segar yang membuat suasana pembelajaran hidup dan tersambung rasa. Guru tidak menjadikan siswanya sebagai obyek, tapi diposssikan sebagai subyek yang responsif pada setiap persoalan yang dilemparkan. Siswa selalu tergiring kepada kondisi untuk punya keberanian mengeluarkan ide dan saran. Siswa terpancing idenya karena tidak merasa ada suasana terbebani secara psiologis.

Ketiga, jika siswa terbelit masaalah pribadi, sang guru tampil sebagai pencari solusi dan dewa penolong. Contoh kasus siswa terlambat masuk kelas pada saat jam belajar sudah berlangsung. Guru tidak cemberut dan amarah. Kalau cara berpikir negatif yang mengemuka, maka ini guru akan bereaksi pada pola pikir, bahwa siswa kurang ngajar harus beri pelajaran dengan diusir. Tapi guru idola ambil posisi pada positif thinking, sehingga yakin bahwa siswanya masalah sehingga butuh penelusuran Guru. Maka ketika suasana sudah tenang Guru berkata pelan dan lembut, "nanti ketika selesai pembelajaran ini tinggal di kelas dulu ya nak, ada hal penting yang ingin bapak tanyakan pada kamu". Harus ada tanggung jawab atas kesalahan siswa, tapi dengan cara dan proses yang kodrati dan pendekatan yang humanis.

Ada satu hal yang menarik dalam survei ini. Bahwa guru yang disenangi siswa, ternyata juga disenangi kepala sekolah dan teman teman guru dan pegawai. Mario Teguh berkata, berilah kemuliaan untuk menerima kemuliaan. Jika ingin disenangi orang, maka buatlah orang
lain senang.

1 komentar:

The moon mengatakan...

tumben kok cerdas awakmu kank?

Posting Komentar